Hampir 10 hari 13 jam 24 menit lebih 32 detik jika dikofet kewaktu normal sekitar 2 menit, geu berdiri disini. Gue bendiri disini tidak sendirian, ada seonggok makhluk yang tidak berdaya. Makhluk ini lebih parah dari yang gue bayangkan, dengan pakaian nyetrik full gaya saikoji termasuk bentut tubuhnya juga sama plus kalung yang khas. Kalung super gedhe bertuliskan namanya mungkin “sapi”.
“brooo…. loe kenapa” sapi berbicara, keren tidak ada sapi yang bisa bicara. Sebenarnya sih dia orang biasa, tapi karna gue belum kenal dan dia hanya beridentitas kalung bertuliskan “sapi” ya, hipotesis gue namanya dia sapi.
“nda apa-apa brooo” gue pura-pura saja tidak tahu.
Jika kita mendapatkan hukuman, maka kita didak akan mengaku. anggapan itu akan menjadai aib.
“lah.. loe sendiri kenapa brooo” gue balik nanya.
“nda apa-apa bro (benerkan tidak mau ngaku), yaa palingan kak osisnya yang sarap” sapi yang bicara, karna selama ini gue belum kenal dia. anggap saja dia sapi.
“ohh, gutu yaa…” gue bengong.
Dan setelah bebeirapa lama, hukuman ini menjadi ajang gosib, sejak itu juga sapi itu menyebutkkan mananya.”odhen” itu mananya, seperti judul filem FTV (Udhin Pea) atau seperti lagu Udhin dimana-mana. Kalian tahukan lagunya, jika kalian belum tahu gue nyanyikan sedikit saja.
“Udhin yang dijalan namanya jalaludhin, Undhi yang baik hati mananya sholehudhin, dan seterusnya”
“Bagus… bagus…. ada bapak-bapak lagi nggosip ternyata” suara tampa rupa dari belakan terdengan, dan gue menoleh kebelakan lah masa kedepan. Tak disangkah-didangkah kakak yang memberi kita hukuman kembali sambil tepuk tangngan mendekati kita.
“Bagus yaa… kakak kasih hukuman malah ngrumpi, sudah selesai ngumpinya. SEKARANG KALIAN IKU SAYA” kakak osis teriak-teriak dan semburan naganya mulai lagi. Bau mematikan ini tercium lagi hingga radius 10 KM.”ayooo CEPAT, KALIAN BERDUA IKUT SAYA”
“iya kak” baru kenal sudak serentak ngomongnya, gue dan udhin.
kami mengikuti kakak osis, biar ceritanya lebih dramatis gue ubah menyadi “gue dan udhin diarak keliling sekolah dengan kalum bertulisan kecebong dan sapi, hal ini bisa menjatuhkan mana baik geu sebagai colong artis papan atas” dramatis tidak apa terlalu lebay.
Akhirnya sampai juga dikelas” Assalmu’alakum adek-adek (wa’alaikum salam kak), ini ada teman baru. Perkenalkan merekan berduan namanya kecebong dan sapi (hahaha)” benerkan apa yang gue duga, gue akan di permalukan habis-habisan.”kalau kecebong ini sangat pemberani dia bela-belain telat masuk sekolah demi membantu istrinya melahirkan”
“emang kalau sudah beristri beleh masuk sekolah SMK” satu orang bertanya dari kursi penonton kita (anak MOS).
“yaa boleh lah, gimana kalau kita dengarkan cerita kecebong dulu terus si sapi selanjutnya. Gimana adek-addek” kakak osis dengan wajah sok manis, ihhh….. najis. (setuju kak) “okey silakan kecebong bercerita.
Haduh, gue bingung harus bekata apa. Bercerita dengan ceriata fiktif karangan sendiri, dari pada gue terus berdiam diri terus menjadi tontona orang. Gue ngarang saja ceritanya.
“Pada suatu pagi, gue medengar teriakan teriakan minta toloh. Suaranya kaya gini…. ahhhh…. tolong…. ahhhh…. tolong… ahhh…. tolong. Mendengar teriakan itu, jiwa kepahlawanan gue bangkit” gue bercerita seperti ini bukan akibat sinetor low, cuma biar kakak osis bersimpati bukan XL maupum IM3.
“Dengan semangat 45 geu bergesas mendekati sumber suara, tak di sangkah gue meliah wanita yang terkapa tak berdaya. Gue pun ikut pani melihatnya, gue tanyain wanita itu” geu sedah bercerita.
“Setelah gue tanyai wanita itu kata dia, dia mau melahirkan, gue harus berkata apa. Ini bisa dibilang dengan musibah atau sebagai anugra kapan lagi geu bisa pegang-pengang wanita sampai dalam” kalian jangan berpikirang ngeres dulul, yang dimaksud wanita bukan sekedar wanita sembaranga.
“Setelah beberapa jam membantu menlahirkan , akhirnya wanita itu melahirkan 5 anak kucing dengan sehat” wanita itu kucing, pikiran kalian ngeres saja.
“itu lah ceritanya” akhirnya cerita gue selesai. Semoga hukumman ini cepat berakhir.
Bersambung…..
0 komentar:
Post a Comment