Penelitian merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk memecahkan masalah atau mencari
jawaban dari suatu permasalahan tertentu. Berdasarkan pada pengertian di atas,
maka penelitian akan selalu berakar dari suatu masalah, sehingga jika berbicara
menegenai penelitian pendidikan maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian tersebut adalah masalah-masalah dalam bidang pendidikan. Dalam
khasanah keilmuan, sangat diharapkan semua sarjana dapat melakukan penelitian.
Sehingga, ilmu mengenai penelitian akan terus dapat digunakan. Seorang sarjana
pendidikan yang telah menjadi seorang guru pun tidak akan bisa lepas dari
kegiatan penelitian. Bahkan secara tegas dikatakan bahwa salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi professional. Tuntutan
profesionalisme guru inilah yang menjadikan kegiatan penelitian sebagai suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan.
Penelitian seperti apa yang dapat
dilaksanakan oleh seorang guru? Perhatikan ilustrasi berikut ini! Misalkan saja
ada seorang guru yang telah cukup lama mengajar. Dari tahun ke tahun ia
mendapati bahwa prestasi siswa stagnan atau bahkan cenderung mengalami
penurunan, siswa kurang aktif mengikuti pelajar
an, dan ada siswa yang suka membolos. Ia menyimpulkan bahwa ketiga hal tersebut merupakan suatu masalah dan harus segera dicarikan solusi. Kemudian, ia membaca buku mengenai strategi pembelajaran. Setelah itu ia bertekad untuk mengubah cara mengajarnya. Ia ingin melihat apakah upaya mengubah cara mengajar ini dapat menyelesaikan masalah tadi. Upaya inilah yang disebut sebagai penelitian.
an, dan ada siswa yang suka membolos. Ia menyimpulkan bahwa ketiga hal tersebut merupakan suatu masalah dan harus segera dicarikan solusi. Kemudian, ia membaca buku mengenai strategi pembelajaran. Setelah itu ia bertekad untuk mengubah cara mengajarnya. Ia ingin melihat apakah upaya mengubah cara mengajar ini dapat menyelesaikan masalah tadi. Upaya inilah yang disebut sebagai penelitian.
Secara garis besar, penelitian
yang banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam skripsinya meliputi tiga cara
penelitian: (1) penelitian deskriptif atau description
research, (2) Penelitian tindakan atau Action
research, (3) Penelitian Eksperimen atau experiment research. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian
deskriptif atau description research,
Yang dimaksud dengan
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 3).
Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2011: 72).
Dalam penelitian
deskriptif peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek, tidak melakukan
perubahan, dan tidak melakukan manipulasi terhadap variable penelitian.
Peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada objek penelitiannya. Dalam bidang
pendidikan, contoh penelitian deskriptif antara lain sebagai berikut:
a) Penelitian
untuk mengetahui kemampuan perkalian pada anak SD.
b) Penelitian
untuk mengetahui pelaksanaan KTSP di suatu sekolah.
c) Penelitian
untuk mengetahui pelaksanaan permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses Pembelajaran.
d) Penelitian
untuk mengetahui berapa rata-rata waktu yang digunakan mahasiswa untuk belajar
mandiri.
e) Penelitian
untuk mengetahui tanggapan guru terhadap program sertifikasi guru.
f) Dan
sebagainya.
Penelitian deskritif
setidaknya memiliki 5 (lima) jenis, yaitu: (1) penelitian deskriptif murni atau
survey, (2) penelitian korelasi, (3) penelitian komparasi, (4) penelitian
penelusuran (tracer study), dan (5)
penelitian evaluatif. Pembahasan dari jenis penelitian di atas adalah sebagai
berikut.
1)
Penelitian deskriptif murni atau survey
Penelitian deskriptif
jenis ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang dapat
atau terjadi dalam suatu wilayah penelitian tertentu. Data yang dikumpulkan
dari hasil survey dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau sesuai dengan
kondisi yang diiinginkan. Sesudah data lengkap, kemudian diberikan kesimpulan.
Pada penelitian survey bahkan ada yang tidak memberikan kesimplan, namun hanya
sekedar untuk mencari kecenderungan dari sesuatu yang disurvei. Misalnya saja,
survey pemilihan gubernur. Meskipun diperoleh salah satu kandidat gubernur
mendapat suara terbanyak dari hasil survey, namun bukan berarti kandidat
tersebut akan memenangkan pemilukada tersebut.
Dalam bidang pendidikan
dan kurikulum-pembelajaran, survey digunakan untuk menghimpun data tentang
siswa, seperti: sikap, jenis kelamin, minat, keadaan ekonomi keluarga, dsb. Pendataan
guru, tugas-tugas administrasi guru, media, sumber, dan alat bantu
pembelajaran. Kecenderungan pemakaian dan aktivitas wifi di sekolah, jumlah pengunjung
perpustakaan, kecenderungan pemakaian jejaring social pada anak sekolah.
Kecenderungan hasil
yang diperoleh dari survey bisa dijadikan pijakan bagi peneliti atau pemangku
kepentingan untuk merumuskan suatu kebijakan. Misalnya, dari survey yang dilakukan
terhadap 1.500 siswa di wilayah Surakarta diperoleh temuan bahwa pengguna 90%
siswa aktif dalam mengakses jejaring social. Informasi ini bagi seorang
peneliti akan memberikan ide untuk mengembangkan jejaring social sebagai sarana
pembelajaran yang efektif.
Survei juga bisa
berperan sebagai studi pendahuluan untuk melakukan penelitian yang sebenarnya.
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui efektifitas penggunaan pembelajaran
Problem Solving terhadap prestasi
belajar matematika siswa di suatu kecamatan di Purworejo. Sebelum melakukan
eksperimen tersebut, ia melakukan survey terhadap guru-guru di kecamatan
tersebut untuk mengetahui apakah Problem
Solving sudah diterapkan di sekolah-sekolahnya. Jika hasil survey
menunjukkan bahwa kebanyakan guru belum menerapkan Problem Solving, maka ia tentu akan dapat melakukan eksperimennya.
2)
Penelitian korelasi
Penelitian korelasi
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable
atau lebih, tanpa melakukan perubahan atau manipulasi dari data yang telah
dikumpulkan. Pada penelitian korelasi sebenarnya hanya berupa prediksi saja dan
bukan sebagai suatu yang pasti terjadi. Misalnya, Seorang peneliti ingin
meneliti hubungan antara kemampuan awal dan motivasi terhadap prestasi belajar
matematika. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa kemampuan dan motivasi
secara signifikan mempengaruhi prestasi belajar matematika. Namun dalam hal ini
tinkat sgnifikansi ini hanya berupa perkiraan/ prediksi saja. Artinya jika
seseorang memiliki kemampuan awal dan motivasi yang bagus maka diprediksikan ia
akan memperoleh prestasi belajar matematika yang bagus pula. Hal ini tidak
berarti bahwa jika seseorang dengan kemampuan awal rendah dan tidak punya
motivasi lantas ia akan memiliki prestasi belajar matematika yang rendah. Bisa
saja orang dengan kemampuan awal rendah akan memiliki prestasi belajar yang
tinggi. Sehingga hasil penelitian korelasi itu tidak memberikan justifikasi
bahwa fenimena yang diamati pasti akan terjadi, namun hanya sekedar prediksi saja.
Berkut ini beberapa
penelitian korelasi.
a)
Penelitian yang ingin mengetahui apakah semakin
tinggi nilai Ujian Nasional seseorang akan menyebabkan semakin tinggi pula
Indeks Prestasinya.
b)
Penelitian yang ingin menjawab apakah
keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh pendidikan orang tuanya.
c)
Penelitian yang ingin mengetahui apakah jika
seorang mahasiswa mengerjakan tugas dan rajin berkunjung ke perpustakaan akan
menyebabkan mahasiswa cepat lulus.
3)
Penelitian komparasi
Pada penelitian
komparasi (kausal komparatif) peneliti bermaksud untuk membandingkan dua
kondisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kondisi mana yang
lebih baik diantara dua kondisi yang diperbandingkan. Selain itu, penelitian
ini juga dapat digunakan untuk menyelidiki kemungkinan pertautan sebab akibat
dengan cara melakukan pengamatan terhadap akibat yang ada dan kemudian mencari
kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Meskipun secara
statistic penelitian ini menggunakan data-data yang cukup banyak, namun dalam
memperoleh data, peneliti tidak melakukan manipulasi apapun. Peneliti hanya
memperoleh data dari hasil pengamatan saja. Dengan kata lain data yang ingin
diperoleh telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Misalnya saja,
penelitian untuk membandingkan prestasi belajar siswa putra dan putrid. Data
prestasi siswa putra dan putri dapat diperoleh peneliti melalui data raport
saja, peneliti tidak perlu memberikan tes.
Dalam penelitian
komparatif, hal yang perlu diperhatikan adalah pada pemilihan variable yang
dibandingkan. Variable harus diupayakan yang bersifat dinamis. Pada contoh di
atas, variable jenis kelamin (putra dan putri) merupakan variable yang statis.
Sehingga penelitian ini secara kebermanfaatan, tidak akan memberikan manfaat
apapun. Oleh karena itu, variable pembanding harus sedinamis mungkin. Misalnya
ketekunan, kedisiplinan, keaktifan, partisipasi, dsb. Penelitian yang betujuan
untuk membandingkan prestasi belajar antara siswa yang tekun dan tidak tentunya
akan lebih bermanfaat. Misalnya dari penelitian tersebut dihasilkan siswa tekun
akan memperoleh prestasi belajar yang baik, maka guru berkewajiban untuk
memupuk siswa sehingga muncul sikap ketekunan pada diri siswa-siswanya.
4)
Penelitian Penelusuran
Penelitian penelusuran
dimaksudkan untuk melacak kembali segala sesuatu yang terjadi di masa yang
telah lalu dan melihat pengaruhnya di masa kini. Melacak kembali ke masa lalu
ini biasanya dilakukan jika di masa sekarang terjadi fenomena yang berbeda,
biasanya yang terjadi adalah fenomena ketika di masa sekarang tidak lebh baik
daripada masa yang telah lalu.
Misalnya, pada masa
kini diketahui dari pemberitaan media massa bahwa karakter (kesopanan) siswa
sudah berkurang atau bahkan dikatakan sudah hilang. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya tawuran pelajar, penggunaan narkoba dikalangan remaja, seks bebas
dikalangan remaja, ketidak sopanan pada guru dan orang tua, dan lain
sebagainya. Ketika dilakukan perbandingan di masa lalu, ternyata sikap-sikap
negative tersebut tidak muncul di kalangan remaja masa lalu. Jika dilihat lebih
mendalam, ternyata siswa pada jaman dulu memperoleh pendidikan moral dan budi
pekerti di bangku sekolah. Akhirnya pada masa sekarang ini, mulai diterapkan
pembelajaran berkarakter.
Penelitian yang
dilakukan oleh suatu universitas mengenai kondisi alumninya juga merupakan
penelitian penelusuran. Namun, penelitian seperti ini terkadang sulit untuk
mendapatkan data yang akurat karena biasanya alumni sudah tidak peduli lagi
dengan almamaternya. Sehingga penelusuran akan menjadi suatu yang menyulitkan.
5)
Penelitian evaluative
Penelitian evaluative
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi/ menilai suatu kebijakan
yang telah dikeluarkan terkait dengan pendidikan. Misalnya, pemerintah telah
mengeluarkan peraturan mengenai sertifikasi guru. Akan muncul ide penelitian
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajaran/ prestasi belajar siswa
yang diajar oleh guru yang tersertifikasi. Selain itu, pemerintah telah
memberikan rambu-rambu aturan sebagai ukuran baik atau tidaknya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Jadi, penelitian tentang
pembelajaran merupakan penelitian evaluative, karena mengevaluasi implementasi
kebijakan Kemdiknas.
Manfaat dari penelitian
evaluative ini adalah untuk memberikan feed
back/ umpan baik kepada pembuat kebijakan atas peraturan yang telah
dikeluarkan. Jika baik maka peraturan tersebut dilaksanakan dan dikembangkan,
namun jika tidak baik maka peraturan tersebut dicabut atau diganti lagi.
2.
Penelitian
tindakan atau Action research,
Action diartikan sebagai suatu tindakan, sehingga penelitian ini
merujuk pada suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk
mengkontrol, memanipulasi variable, dan melakukan upaya seperlunya untuk
memperbaiki atau meningkatkan kondisi yang menjadi focus permasalahan
penelitiannya.
Misalnya, seorang guru
ketika mengajar menemukan fakta bahwa prestasi belajar siswanya menurun. Selain
itu ia juga melihat adanya penurunan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran. Selanjutnya ia membulatkan tekad untuk mengubah metode
pembelajarannya. Ia ingin melihat apakah dengan adanya perubahan tersebut akan
diikuti perubahan pada prestasi belajar dan aktifitas siswanya.
Tekad untuk mengubah
metode pembelajaran inilah yang selanjutnya disebut sebagai suatu tindakan.
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang sangat disarankan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional untuk mendukung profesionalisme seorang guru.
Selanjutnya penelitian tindakan ini lebih dikenal sebagai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK selanjutnya diterjemahkan sebagai suatu penelitian yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang
dilakukan di suatu kelas (tempat Belajar).
3.
Penelitian
Eksperimen atau experiment research
Eksperimen diartikan
sebagai suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan Kausal) antara
dua faktor yang sengaja dimunculkan dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan factor-faktor lain yang dianggap mengganggu. Eksperimen selalu
dilakukan dengan tujuan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan yang telah
diberikan.
Penelitian
eksperimental pada dasarnya adalah penelitian ilmiah di mana peneliti
memanipulasi dan megendalikan satu variable bebas atau lebih dan melakukan
observasi terhadap variable terikatnya untuk menemukan variasi yang muncul
seiring dengan manipulasi variable bebas tersebut (Budiyono, 2003: 73). Penelitian
Eksperimental dibedakan ke dalam dua hal, yaitu penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) dan
penelitian eksperimental sungguhan (true
experimental research). Disebut ekperimen sungguhan jika peneliti
benar-benar mengendalikan dan memanipulasi semua variable yang ada secara
ketat. Disebut eksperimental semu jika peneliti tidak memnungkinkan untuk
memanipulasi dan atau mengendalikan semua
variable yang relevan.
Penelitian pendidikan
dikategorikan sebagai penelitian eksperimental semu, mengingat proses
pembelajaran pastilah dipengaruhi oleh banyak variable (misalnya, keikutsertaan
siswa mengikuti bimbingan belajar, kesehatan, dorongan orang tua, motivasi
belajar, metode belajar, sarana pendukung belajarnya, dsb), namun peneliti
hanya memanipulasi variable metode belajarnya saja dan mengeliminasi variable
yang lain (dianggap tidak ada).
Misalnya, seorang guru
ingin memperbaiki cara mengajar. Maka factor-faktor lain seperti materi,
lingkungan, buku, dan sebagainya tidak diubah, tetapi tetap seperti sedia kala,
dan hanya metode atau cara mengajarnya saja yang diubah. Dalam hal ini, guru
secara sengaja mengajar dengan metode tertentu secara sempurna dalam satu
periode tertentu, setelah selesai hasilnya dinilai. Peneliti melihat akbat dari
perubahan metode mengajar ini.
0 komentar:
Post a Comment