Tuesday, February 16, 2016

Cinta Dari Seorang Sahabat yang Tak Terbalas



Sahabat dan cinta merupakan hal yang sudah sering dibicarakan banyak orang, bakal ada lagu juga yang berjudul sahabat menjadi cinta. Judul lagu itu menujukan isi perasaan pencita kepada sahabatnya. Lagu yang populer di kalangan anak muda pada abad 20-an. Dalam isi lagu tersebut menceritakan persahabatan yang sudah dijalani sekian lama berubah menjadi perasaan cinta antara mereka. Dan anehnya hal tersebut pun terjadi pada diriku.
Sahabat yang sudah aku jalani selama bertahun-tahun dengan seorang wanita, sekarang berubah menjadi perasaan cinta tang tumbuh hanya pada diriku seorang. Karena perasaan cinta yang tumbuh hanya padaku dan tidak tumbuh padanya membuat hubungan persahabatan kita mulai retak dan sekarang mulai terpisah oleh sebuah jarak. Mungkin kisah ku ini tak seindah lagu sahabat menjadi cinta.

Sekarang persahabatan yang sudah berjalan bertahun-tahun mulai retak karena perasaan cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan. Tampa ada bunyi, dan seakan-akan semua yang aku lakukan hanyalah sia-sia.
Sekarang apa yang harus aku lakukan, berdiam di sini menyembunyikan perasaanku hanya untuk bisa dekat dengannya tampah harus kau miliki cintanya atau ucapkan rasa cinta ini padanya. Dua pilihan yang sangat sulit di lakukan, karena aku tidak ini dia membenciku karena cintaku dan aku juga berdiam saja menahan rasa sakit ini hanya agar aku bisa bersamanya.
Sampai sekarang pilihannya yang aku lakukan hanya menyimpan rasa ini hanya untuk bisa bersamanya. Dan terus menahan rasa sakit yang aku derita hanya untuk bisa melihat dia tersenyum padaku. Mungkin ini pilihan yang salah bagiku, karena semakin lama aku menjalaninya rasa sakit ini semakin sakit dan tak bisa tertahankan.
Apakah aku harus terus mengalah dan menahan rasa sakit ini? dan apakah aku tidak bisa bilah “aku sangat mencintaimu”. Kenapa dengan diriku, kenapa aku sangatlah lemah dengan ini dan tidak bisa menggunakan egoku untuk bisa miliki hatimu. Kenapa? Semua harus ada rasa cinta yang tumbuh pada diriku. Kenapa? Kenapa? Kenapa?

0 komentar:

Post a Comment