A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu system yang kompleks
yang mencakup banyak elemen yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Pembelajaran sendiri secara sederhana terdiri dari 3 tahap utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sesuai dengan misi mulia yang
diemban pendidikan, yaitu transferring knowledge and value, tahap
evaluasi membutuhkan instrument yang buakn hanya mampu pengukur keberhasilan
mentransfer ilmu (kognitif) tetapi juga nilai (afektif). Setiap aspek
yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai
agar data yang diperoleh sesuai dengan kedaan di lapangan. Aspek kognitif yang
selama ini menjadi focus proses pembelajaran di Indonesia cenderung lebih tepat
menggunakan tes sebagai alat ukur keberhasilan atau alat evaluasi, namun untuk
aspek lain seperti sikap atau afektif kurang tepat jika diukur dengan tes. Oleh
karena itu dibutuhkan instrument jenis lain untuk mengukur aspek dalam proses
pembelajaran yang berkenaan dengan domain afektif. Dengan adanya instrument
lain, data yang diperoleh untuk menggambarkan keberhasilan proses pembelajaran
akan semakin lengkap dan bermakna.