Aku pernah bermimpi, namun mimpi itu sudah tak lagi berarti apa-apa lagi.
Dari sebuah mimpi yang tak mungkin terjadi, membuatku enggan untuk bermimpi
lagi.
Mimpi yang kubangun untuk bisa bersamamu, sekarang hanya sebuah sebutan
omong kosong yang setiap kaliku ucapkan. Namamu yang selalu kutulis di tempat
yang terindah dalam hidupku, namun kau selalu menulis namaku di batu nisan yang
ada di belakangmu. Aku tak tahu kenapa kau melakukan itu padaku.
Aku terus mencoba bangkit dari mimpi buruku, namun aku sudah terikat dalam
sebuah tali kematian yang selalu menjerat urat nadiku. Aku terus mencoba
melepas tali itu, tapi apa daya. Hanya bisa membuatku semakin berteriak
kesakitan.
Apakah aku harus pasrah dengan keadaan ini, dan berdiam serambi menunggu
malaikat kematian menjemputku sambil berkata “apakah kau sudah menyerah”. Dan
aku hanya bisa terdiam dan dia pun tersenyum padaku. Senyuman manis itu
membuatku tersenyum kebali dan berkata “terimakasih, kau telah memberikan senyuman
terakhir untukku”. Dan itu adalah senyuman terakhir yang bisa aku rasakan
sebelum masuk pintu terakhir dalam dunia ini. Thanks you all.
0 komentar:
Post a Comment