Wednesday, December 10, 2014

Beri Aku Waktu "Nenekku Berbeda"




 
Neneku Berbeda

Menjelang waktu senja, kami dan rombongan pulang ke tempat kami tinggal. Seperti anak normal kebanyakan, hidupku diisi dengan belajar dan bermain. Di desaku masi ketal dengan budaya yang khas. Diwaktu mulai larut, anak-anak seumuranku pergi ke musohal untuk belajar agama.
Dikala mulai malam, diriku belajar untuk hari esok. Kegiatan ini selalu aku lakukan sebelum tidur. Berbeda dengan anak kebanyakan, ketika aku belajar hanya ditemana oleh sebuah nyala api yang redu dan diiringi suara radio tua warisan kakekku. Waktu demi waktu malam selalu deitemani sunyinya gegelapan, terkadang juga terdengan nenekku tertawa sendiri. Sering kali nenekku menghampiri diriku, dan membuat tawa diriku.

Mendengar nenekku tertawa sendiri, mengudanku untuk menghapirinya dengan rasa ini tahu.
“nenek, kenapa tertawa sendiri” tuturku sambil menghampiri nenek.
“addaaaa setan” jawab nenek dengan ekspesi yang tadinya ketawa jadi ketakutan meliha diriku.
“nenek, masa cucu sendiri diblang setan”
“bukan kamu, tapi dibelakangmu”
“yang benar, nek” sambil diriku lari kebelakan nenek.
“hahahah. . .masa jagoan taku sama setan, lihat wajahmu”
“ah. . .nenek, bercandanya tidak lucu”
“hahhaha. . . .dasar anak, cengeng”
Dengan rasa malu yang berlebihan karena tipuan murahan nenekku. Inilah nenekku yang terlihat berbeda, malau wajahnya suda keriput kaya kain belum distrika, dia tetap nenekku yang terhebat.
“kenapa tadi nenek ketawa sendiri”
“ini tadi nenek, baca nopel lucu. Jadi bikin ketawa” jawab nenek sambil menunjukan buku mewarnai anak TK.
“lah, emang nenek bisa baca” sambil mengambil buku yang ditunjukan nenek padaku.
“jangan salah, kamu tahu pak SBY belajar membaca dari siapa, trus pak lulah juga” dengan wajah sombok nenek.
“engan nenek pah yang ngajari pak persiden SBY membaca” dengan rasa heran dan tidak percaya.
“yaaa…. Bukan lah, kan tadi aku bertanya padamu, kali saja kamu tahu biar nenek mau belajar juga padanya. Hahahha” inilah nenek yang tidak pernah serius ketika ditanya.
“alah nenek, mulai ngaco” sambil membukan buku pemberian nenek.
“nek, inikan buku mewanai punya anak TK, nenek dapat dari mana?”
“beli dipasar, kan lagi diskon 70%, jadi nenek beli aja. Heheheh”
“huh. . .”
BERSAMBUNG. . . .

0 komentar:

Post a Comment