Disisih
lain, di tempat yang berbeda. Rudi pun terlambat masuk sekolah, namun rasa
panik yang di alami Putri tidak nampak di wajah Rudi. Dia nampak tenang dengan
muka tampak rasa berdosa, masuk ke ruangan kelas tampak menghiraukan guru yang
sudah tiba dulu.
“
Assalamualaikum...”
“
wangalaikum salam.” Seketika berhenti berbicara
“Ih,
kenapa langsung duduk”
“Mau
belajar pak”
“
Sini laporan dulu, kenapa telat?”
“
Masa telat aja dak tahu pak, telat itu terdiri dari 5 suku kata.... bla...
bla.... bla”
“
apa itu bla... bla.... bla....”
“
artinya cukup sekian dan terimakasih”
“
terimakasih kembali, itu baru anak baik” sambil menatap anak-anak lain “
anak-anak, anak baik selalu bilang terimakasih”
“
okey pak”
“
okey, he... tunggu dulu....”
“
iya pak, tadi kita ngomongin apa ya”
“
rudi telat pak” anak lain menjawab
“
oh ya, kenapa kamu telat”
“
lah kan tadi sudah dijelaskan”
************
dan begitulah selanjutnya sampai jam istrirahat tiba.
Seperti
itulah budaya di sekolah swasta, berbeda jauh dengan sekolah negeri di masa
itu. Di sekolah negeri yang masih kental dengan budaya kedisiplinan sedangkan
di swasta justru sebaliknya.
0 komentar:
Post a Comment