Full
day school adalah sekolah sepanjang hari atau
proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari,
mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali.
Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa,
disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
Hal yang diutamakan dalam full day school
adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman.
“Full
day school
ini tidak berarti peserta didik belajar seharian penuh di sekolah,
tetapi memastikan bahwa peserta didik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan
penanaman pendidikan karakter, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler”,
ujar Mendikbud beberapa hari lalu. "Saat ini sistem belajar tersebut masih
dalam pengkajian lebih mendalam.
Kajian Full
Day School
Full day school sebenarnya
bagus, akan tetapi tidak bisa diterapkan secara umum di semua sekolah, di semua
usia, sebab akan memberikan dampak negatif. Misalnya, komunikasi dengan
orangtua menjadi renggang. Bagaimana tidak, siswa harus mengikuti pelajaran di
mulai pukul 06.45-15.30 secara otomatis siswa berada di sekolah kurang lebih 9
jam.
Mungkin sebagai orang tua yang
berkari dan tidak ada waktu luang untuk anaknya, full day school sangatlah membantu. Tapi untuk kalangan keluarga
menengah ke bawah dan tinggal di perdesaan justru akan merepotkan bagi mereka.
Sebab, anak-anak perdesaan ketik pulang sekolah sebagian besar dari mereka
membatu orang tua di rumah, menangkap ikan dan kebun atau ternak orang tuanya. ketika
anak membatu orang tua setelah pulang sekolah justru itulah penaman karakter
yang sangat bagus karena anak akan terlibat langsung.
Berdasarkan pengalaman di lapangan,
anak kelas 4,5, dan 6 SD ketikan jam sudah menunjukkan 12.00 WIB baik di
sekolah negeri maupun swasta. Anak-anak akan menyurakan suara yang sama yaitu
kalimat ingin pulang, untuk sekolah yang besik non-pesantren.
Full
day school akan dijadikan oleh parang orang tua
sebagai penitipan anak. Pasalnya, anak akan berada di sekolah selama kurang
lebih 9 jam sehingga orang tua bisa merasa bebas melakukan aktivitas mereka.
Sehingga full day school lebih tepat
diterapkan di sekolah yang berbesik pesantren atau asrama. Selain itu, sekolah
berbesik pesantren atau asrama sudah terpenuhi dari segi fasilitas maupun
prasarana.
Untuk level sekolah dasar (SD) di
mana siswa masih membutuhkan perhatian kusus orang tua untuk tumbuh kembang
anak. Diusia SD sekitar 6-12 tahun, perhatian orang tua tidak bisa digantikan
oleh siapa pun. Apa lagi sebagian besar seolah tingkat SD, setiap kelas hanya
diampu oleh 1 guru dan beberapa diantar mereka adalah guru-guru yang sudah
memasuki masa pensiun. Selain itu, banyaknya administrasi dan kewajiban membuta
guru-guru harus bekerja keras. Kesejahteraan guru pun haru diperhatikan baik
guru GTT mau pun negeri.
Singkatnya full day school hanya cocok untuk sekolah di jenjang SMA/SMK yang
sudah memenuhi fasilitas. Karena di masa itu, anak butuh pengetahuan yang luar.
Apa lagi di masa tersebut, anak-anak cenderung memilih jalan yang salah. Dengan
adanya full day school akan membatasi
anak dalam bertindak dan lebih fokus di sekolahan.
Banyaknya tindakan kriminal di
kalangan pelajar SMA/SMK, dengan diperlakukannya full day scholl akan membatasi mereka dan lebih banyak menghabiskan
waktu untuk berprestasi dan meningkatkan skill
untuk menghadapi dunia kerja.
Full day school tidak cocok
diperlakukan untuk anak usia SD dikarenakan mereka lebih membutuhkan kasih
sayang orang tua seutuhnya. Dan kasih sangat orang tua tidak bisa digantikan
oleh siapa pun walaupun itu guru mereka.
0 komentar:
Post a Comment